http://www.claimfans.com

Tuesday 7 February 2012

Dijebak Tapi Enak

Sebut saja namaku Tasha. Agustus kemarin baru saja aku merayakan ulang tahunku yang ke 36. Sebuah perayaan ulang tahun yang sangat berkesan buatku. Sebagai ibu rumah tangga dengan suami yang luar biasa sibuk, aku sering merasa jenuh di rumah. Pergaulanku pun tidak terlalu luas.

Aku bukan tipe wanita yang senang kumpul-kumpul ke kafe, hura-hura dan sebagainya. Hiburanku paling hanya TV, telepon dan komputer. Aku sering chating untuk menghilangkan kejenuhanku. Dari chat itulah aku mulai mengenal yang namanya perselingkuhan. Kepulangan suamiku yang hanya empat-lima hari dalam sebulan jelas membuatku sepi akan kasih sayang. Dan tentunya sepi pelayanan. 

Tapi mungkin aku juga terpengaruh oleh teman-teman chatku.
Sebelum kenal chating, aku tidak begitu perduli dengan kesepian. Namun setelah banyak bergaul di chat, aku mulai merasa bahwa selama ini hasrat birahiku tak pernah terpenuhi. Ronny adalah pria pertama yang berselingkuh denganku. Usianya lima tahun lebih muda dariku dan sudah menikah.

Tubuhnya cukup ideal dan aku puas setiap berkencan dengannya. Namun kami tidak bisa sering-sering karena istri Ronny bukan tipe wanita yang bisa dibohongi.
Setelah Ronny aku pun semakin membuka diri dengan menggunakan nick chat yang bikin penasaran. Beberapa pria mulai sering mengisi kekosongan birahiku. Ada Ferry, manager sebuah perusahaan kontraktor berusia 30 tahun yang lihai memancing birahiku. Lalu ada Dhani yang seumuran denganku yang tidak pernah puas dengan pelayanan istrinya. Dan masih ada beberapa lagi.

Aku mulai mengenal daun muda ketika berkenalan dengan Chris, mahasiswa salah satu PTS di Jakarta yang usianya lebih muda 15 tahun dariku. Waktu itu aku agak segan berkenalan dengannya karena usianya yang terpaut jauh sekali denganku. Namun Chris memberiku pengalaman lain. Suatu ketika dia datang ke rumahku saat rumahku sedang sepi. Dan dengan gairah mudanya yang menggelegak, Chris memberikan sensasi tersendiri padaku. Apalagi dengan ‘Mr. Happy’ miliknya yang king size. That was great. Aku pun jadi tertarik dengan daun-daun muda yang bertebaran di chat room. Sampai akhirnya aku mengoleksi sekitar 20 daun muda dengan usia antara 17-25 tahun yang keep contact denganku.
Memang baru 4 orang dari mereka yang sempat berkencan denganku, namun yang lainnya tetap aku kontak via telepon. Hingga akhirnya menjelang ulang tahunku Agustus kemarin aku punya rencana yang belum pernah aku lakukan sebelumnya.

Aku mengontak 8 daun muda yang kupilih untuk merayakan ulang tahun bersamaku. Pilihan pertama jatuh pada Felix, siswa kelas 3 di salah satu SMU yang cukup terkenal di Jakarta Selatan.
“Halo tante..”, sapanya ceria ketika aku menghubungi HP-nya.
“Ya sayang, Sabtu ini ada acara nggak?”, tanyaku tanpa basa-basi.
“Ya biasa tante, paginya sekolah dulu”, jawabnya sedikit manja.“Tapi sorenya free kan, tante ada acara nih..”, tanpa kesulitan Felix menyanggupi undanganku.

Selanjutnya Arga, mahasiswa salah satu PTS di Depok. Tanpa kesulitan pula Arga menyanggupi undanganku. Kemudian Frans, salah seorang instruktur di pusat kebugaran milik seorang binaragawan ternama di negeri ini. Frans juga menyanggupi. Aku senyum-senyum sendiri membayangkan tubuh
Frans yang tegap berotot dan ukuran Mr. Happynya yang.. wow! Aku pernah sekali berkencan dengannya dan aku takjub dengan Mr. Happy miliknya yang panjangnya 3 kali Nokia 8850 milikku.
Selanjutnya Dodi, siswa SMU di salah satu sekolah swasta yang cukup elit di bilangan Jakarta Selatan. Lalu Stanley, mahasiswa PTS ternama di daerah Grogol dengan sepupunya Jonathan yang juga kuliah di tempat yang sama. Lantas Rhino, gitaris di salah satu kafe di daerah Selatan. Dan terakhir tentu saja Chris, daun muda pertamaku.

Hari yang kunantikan pun tiba, tepatnya sehari sebelum ulang tahunku. Pagi-pagi sekali aku menitipkan Juliet, anakku yang duduk di bangku SMP, ke rumah kakakku. Aku beralasan ada reuni SMA weekend ini. Setelah itu aku mampir ke salah satu bakery di bilangan Hayam Wuruk untuk mengambil kue ulang tahun pesananku. Kemudian aku langsung check in di suite room salah satu hotel berbintang di daerah Thamrin. Di kamar aku segera re-check daun-daun mudaku untuk memastikan kehadiran mereka. Semua beres, mereka akan hadir sekitar jam 5 sore. Sekarang baru jam 11 siang.

Cukup lama juga sampai jam 5 sore nanti. Sambil tiduran di ranjang aku membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Kok malah jadi horny. Aku mondarmandir di kamar tak karuan. Untuk mengusir kejenuhan aku turun ke bawah, sekalian mencicipi makan siang di restoran hotel tersebut. Di salah satu meja, aku melihat 5 orang wanita seusiaku dan 1 orang pria yang wajahnya masih cute sekali

Mungkin masih kuliah atau sekolah. Mereka makan sambil ngobrol dan tertawa-tawa. Sama sekali tak menyadari kehadiranku, sampai akhirnya salah seorang dari wanitawanita itu beradu pandang denganku. Dia memberitahu yang lain, dan si cute melambai ke arahku. Aku tersenyum dan membalas lambaiannya. Selesai makan, aku mendapat selembar memo dari salah seorang pelayan. Aku membaca isi pesannya, “DANIEL, 0856885— PLZ CALL ME”. Aku tersenyum.

Sampai di kamar, aku menghubungi nomor tersebut.“Halo..” terdengar ribut sekali di ujung sana.“Halo, Daniel?” tanyaku.“Ya, siapa nih?” tanya si pemilik suara itu lagi.“Aku dapet memo dari kamu..”“Ohh.. iya, nama kamu siapa?” kami berkenalan, dan ternyata Daniel adalah si cute yang aku lihat di resto bersama 5 wanita tadi.

Dan aku surprise sekali setelah mengetahui bahwa Daniel juga sedang merayakan ulang tahunnya hari ini. Dia juga surprise setelah kubilang bahwa aku juga akan merayakan ulang tahun di sini. Kemudian Daniel mengundangku untuk merayakan ulang tahun di kamar yang disewanya di bawah. Kebetulan! Sambil mengisi waktu nggak ada salahnya pemanasan dulu.Family room yang disewa Daniel penuh dengan balon aneka warna. Kelima wanita yang kulihat tadi ada di situ. Salah satunya adalah adik maminya Daniel, dan yang lain teman-temannya. Rupanya Daniel ‘dipelihara’ sebagai gigolo oleh kelima wanita tersebut. Candra, adik maminya Daniel adalah wanita pertama yang mengenalkan anak itu ke dalam dunia seks. Lalu ada Shinta dan Melly, teman kerja Candra, serta Yuni dan Liana, teman aerobik Candra.

Hari itu mereka berlima sepakat untuk merayakan ulang tahun Daniel di kamar tersebut sejak tadi malam. Tepat jam 12 tadi malam Daniel menerima suapan kue ulang tahun dari mulut wanitawanita itu secara bergantian, dan jam 5 pagi tadi mereka baru selesai melepas birahi bersama. Acara kali ini semacam games, dimana Daniel dalam keadaan telanjang bulat diikat dengan mata tertutup atas ranjang dengan penis yang tegak. Kemudian secara acak kelima wanita itu memasukkan penis Daniel ke dalam vagina mereka, dan saat itu Daniel harus menebak, siapa yang sedang menindihnya.

Kalau benar, Daniel diperbolehkan melepaskan ikatannya dan melepas birahinya dengan wanita yang tertebak. Tapi kalau salah, wanita tersebut akan menyodorkan vaginanya ke mulut Daniel, dan anak itu harus memuaskannya dengan lidahnya.

Aku menyaksikan permainan yang seru itu di salah satu kursi di situ. Ramai sekali mereka bermain. Kadang aku senyum-senyum ketika Daniel salah menebak. Anak itu lihai sekali melakukan oral sex, sudah 3 wanita yang klimaks akibat permainan lidahnya. Aku menikmati permainan itu, yang ujung-ujungnya mereka kembali berpesta sex berenam. Candra mengajakku bergabung.

Sebetulnya aku agak keberatan, karena aku belum pernah melakukan hubungan seks dengan melibatkan wanita lain. Namun aku ngiler juga melihat tubuh Daniel yang cukup oke itu, apalagi dengan penisnya yang wow! Lumayan juga buat pemanasan. Aku sempat dua kali klimaks di pesta mereka. Yang pertama dengan Daniel, dan yang kedua..ehm, saat oral sex dengan Liana. Jujur saja, awalnya aku agak jengah ketika
merasakan kulit tubuhku bersentuhan dengan kulit wanita-wanita itu, apalagi saat menyentuh bagianbagian sensitif.

Namun gairah birahi yang menyala-nyala dapat membuatku melupakan semua rasa risau tersebut. Akhirnya aku sangat menikmati juga bermain dengan wanita-wanita itu. Sayangnya
menjelang jam 5 aku harus selesai lebih awal, kerena sebentar lagi orang-orang yang akan merayakan
ulang tahunku akan datang. Padahal aku baru saja menikmati permainan mereka. Aku pun pamit,
namun sebelum kembali ke kamar aku mengundang mereka ke kamarku untuk bergabung dengan pesta
ulang tahunku nanti malam. Mereka setuju, terutama kelima wanita tersebut karena mendengar ada 8
daun muda yang kuundang untuk memuaskan hasratku.

Masih kurang lima menit, aku menunggu sendirian di kamar yang luas tersebut. Frans yang
pertama kali datang. Pria bertubuh tegap itu langsung mencium bibirku sambil mengucap happy
birthday. Dengan gaya jantannya Frans bermaksud menggendong tubuhku seperti biasa, namun aku
menahannya.
“Gila.. tante maniak banget ya, emang kuat?”, goda Frans. Aku tersenyum.
Tak lama kemudian Chris datang. Anak itu terkejut mendapati ada pria lain di kamar itu. Aku pun
kembali menjelaskan rencanaku kepadanya.
Chris sampai geleng-geleng. Lalu Felix dan Dodi datang secara bersamaan dengan raut wajah
keduanya yang sama-sama bingung. Chris dan Frans tertawa-tawa melihat kebingungan mereka.
Kemudian Stanley dan Jonathan juga datang bersamaan, namun mereka tidak terlalu kaget karena aku
sering bermain bertiga dengan mereka. Lalu Arga, dan terakhir Rhino Lengkaplah sudah. Aku
mengajak mereka ke sauna untuk mandi bersama. Aku melihat beberapa dari mereka agak risih.

Mungkin mereka tidak terbiasa berada dalam satu ruangan dengan sesama pria dalam keadaan telanjang.
. Hanya Stanley, Jonathan, Frans dan Chris yang bisa menguasai keadaan. Yang lain masih terlihat agak nervous. Selesai bersauna, aku mengeluarkan anggur yang kubawa dari rumah tadi. Anggur itu sudah kucampur dengan obat perangsang dan obat kuat konsentrasi tinggi. Aku jamin siapa pun yang meminumnya mudah sekali terangsang dan dapat bertahan lama. Aku memberikan mereka satu persatu.

Kemudian kita ngobrol-ngobrol di atas ranjang sambil minum. Oya, semenjak dari sauna tadi, tak satu pun tubuh kami yang ditutupi pakaian. Kami sudah bertelanjang bulat. Kami terus ngobrol-ngobrol sambil aku menunggu reaksi obat tersebut.

Sekitar setengah jam kemudian mereka mulai menunjukkan gejala-gejala terangsang. Beberapa bahkan
penisnya mulai mengeras. Aku mencoba membakar gairah mereka dengan menjamahi tubuhku sendiri.
Sambil minum kuusap-usapkan tanganku ke seluruh tubuh, kumainkan payudaraku, dan kuusapi
permukaan vaginaku. Aku tertawa dalam hati. Dari tingkah laku dan ekspresinya, jelas sekali kalau
birahi mereka sudah naik ke kepala. Namun tak ada yang berani memulai, sampai Chris yang duduk di
dekat kakiku memberanikan diri menyentuhku. Frans ikut-ikutan menjamah tubuhku, disambung Felix,
dan akhirnya semua bergumul menyentuhku. Ah great! The party has just begun. Aku asyik berciuman
dengan Frans dengan panuh nafsu, sementara Arga dan Dodi menjilati kedua payudaraku. Tangan
kiriku asyik mengocok penis Felix sedangkan yang kanan dengan lincah memuaskan Chris. Lidah
Jonathan menari lincah di perutku, memberikan sensasi kenikmatan tersendiri.

Sementara Stanley dan Rhino melengkapi kenikmatan dengan menjelajahi daerah di bawah perut
dengan lidah dan jari-jari mereka. Ahh.. baru kali ini aku merasakan gejolak yang luar biasa. Setiap
jengkal tubuhku rasanya dimanja dengan sentuhan mereka. Kami pun bertukar-tukar posisi.
Hampir dua jam kami melakukan fore-play tersebut. Chris yang pertama berhasrat menembus lubang
vaginaku. Sambil bersandar di dada Frans yang bidang, sementara Stanley dan Felix asyik
mencumbui tubuhku yang terawat, aku menerima kenikmatan yang diberikan Chris.
Ahh.. anak itu hebat sekali memainkan temponya. Penisnya yang memang berukuran besar terasa
memenuhi vaginaku.

Setelah Chris, gantian Jonathan yang menghujamkan penisnya yang bertindik mutiara itu ke dalam vaginaku.
“Ahh.. ahh.. terus Jo.. aaahhh..”, aku mulai mendesah merasakan bola mutiara itu memijit-mijit dinding
vaginaku. Uhh.. nikmat sekali. Daun mudaku yang satu ini memang kreatif sekali mendandani
penisnya. Suatu kali saat aku berkencan dengannya, Jonathan memasang sepuluh anting-anting kecil
yang terbuat dari silikon di sekeliling leher penisnya. Hasilnya..wow, aku mengalami multi orgasme
hingga 17 kali berturut-turut. Saat itu hampir aku kehabisan nafas.

Seperti biasa saat aku main dengan Jonathan, Stanley kumat gilanya. Penis Jonathan yang
berdiameter 5 cm itu sudah hampir memenuhi vaginaku, Stanley menambahnya dengan menghujamkan
penisnya yang berukuran kurang lebih sama dengan Jonathan ke dalam vaginaku. Akkhhh.. nikmatnya!
Aku sampai menggigit tangan Felix yang sedang memelukku.
“Ahh.. ahh.. ooohhh..”, birahiku semakin memuncak.
Saat itu Rhino langsung menyumpal mulutku dengan penisnya yang belum disunat itu. Mmm..
nikmat sekali. Aku mengulum dan memainkan ujung penis Rhino yang kenyal. I like this.. aku
menggigitinya seperti permen karet. Anak itu mengerang keasyikan. Aku merasa birahiku semakin
memuncak. Dan..ahhh, aku pun mencapai orgasmeku. Jonathan dan Stanley mencabut penis mereka
pelan-pelan. Kemudian gantian Stanley yang memasukkan penisnya yang basah itu ke dalam mulutku.

Di bawah, Frans kembali bergumul dengan vaginaku. Lidahnya lincah menari-nari membangkitkan
kembali gairahku hingga birahiku kembali naik. Lantas dituntaskannya dengan penis supernya tersebut.
Ahhh.. nikmatnya.

Kami terus berpesta, bergumul dan berganti-ganti posisi. Tanpa terasa malam hampir mencapai
pukul 12. Artinya sebentar lagi hari ulang tahunku akan tiba. Saat itu segenap kepuasan telah
menyelimuti kami dari pesta sejak sore tadi. Tubuh-tubuh macho itu tergeletak melepas ketegangannya
di tengah-tengah tubuhku, sambil kami bercumbu-cumbu kecil. Akhirnya alarm handphoneku yang
sengaja kupasang, berbunyi. Now it’s the time! Tepat jam 12 aku mengeluarkan kue ulang tahun yang
kubeli tadi siang dari dalam lemari es, kuletakkan di atas meja.

Kedelapan daun mudaku berdiri mengelilingi meja tersebut. Acara potong kue pun dimulai.
Potongan pertama kuletakkan di atas cawan, kemudian kuberikan pada Chris yang berdiri di sebelahku.
Kusuapkan sepotong ke mulutnya dengan mulutku. Kemudian potongan kedua kuberikan pada Frans
dengan cara yang sama. Lalu berturut-turut Stanley, Jonathan, Arga, Dodi, Rhino dan terakhir Felix.

Kami pun berpesta dengan kue itu dan tentunya beberapa botol anggur yang telah kuberi obat
perangsang tadi. Selesai makan, atas ide Frans aku diminta berbaring di atas meja, kemudian tubuhku dibaluri sisa krim dari kue dan sedikit disirami anggur. Kemudian dengan buas, kedelapan daun mudaku melumat tubuhku dengan lidah mereka. Ahh.. nikmat sekali rasanya. Aku merasa seperti ratu yang dimanja
gundik-gundiknya.Mereka tak hanya menjilati, tapi juga mencumbui seluruh permukaan kulitku. Sshh..
oohhh.. Felix memang pintar sekali menjelajahi payudaraku. Anak itu berduet dengan Arga melumat
payudara dan puting susuku. Frans, Rhino dan Chris asyik berebutan mengeroyok vagina dan pantatku.
Uhhh.. rasanya vaginaku ingin meleleh dibuatnya. Sudah 8 kali aku orgasme dengan permainan ini,
namun mereka terus asyik melumat tubuhku tanpa henti.
Gila, obat perangsang pemberian salah seorang temanku itu
memang top banget. “Sshhh.. ooohhh..”, untuk yang ke-9 kalinya
aku mencapai orgasme.Karena tak tahan aku pun bangkit.
Tubuhku sudah basah oleh air liur mereka. Aku melirik ke jam di
handphoneku. 00:57. Sebentar lagi Daniel dan tante-tantenya
akan kemari.

“Sebentar ya sayang..”, aku menyingkir sedikit dari daun-daun mudaku untuk mengirim SMS ke Daniel. Tak lama kemudian anak itu membalas. Yup, confirm! Mereka sedang di lift dan sebentar lagi akan tiba. “Ok sayang.. kalian semua betul-betul hebat. Tante senang sekali merayakan pesta ulang tahun seperti
ini. Nah.. sebagai imbalan, tante punya surprise buat kalian semua..”, cetusku sambil senyum-senyum.

Kedelapan pria itu saling berpandangan dengan bingung.
“Wah, surprise apalagi nih tante?”, tanya Chris. Aku mengecup bibir anak itu.“Liat aja bentar lagi”,
jawabku.Baru saja aku meyelesaikan kalimatku, pintu kamar berbunyi. Aku segera memakai kimono
dan menghampiri pintu.
“Happy birthday Tasha..”

Daniel dan tante-tantenya berteriak ribut mengejutkan semua pria yang ada di dalam kamarku.
Aku mempersilakan masuk dan mengenalkan mereka. Melihat kedelapan daun mudaku yang tanpa
busana, kelima wanita itu langsung menanggalkan pakaian mereka tanpa basa-basi.
“Oke semua, this is the real party.. Enjoy it!”, seruku pada mereka.

Bagai pasukan yang dikomando, mereka langsung mencari pasangan dan memilih tempat
masing-masing untuk melepas birahinya. Aku menghampiri Daniel yang masih berpakaian lengkap.
“Sayang.. sekarang saatnya kita berduaan. Biar saja mereka berpesta, tante ingin menikmati tubuh
kamu sendirian.. mmm.. mmm..”, desahku seraya mencium bibir Daniel.

Pria macho itu langsung menggendong tubuhku dan membawaku ke bathroom. Daniel
mendudukkanku di atas meja wastafel, dan kami pun melanjutkan ciuman kami. Tanganku lincah
melucuti kemeja yang membungkus tubuh Daniel. Anak itu juga melepas kimono yang kupakai. My
God! Untuk kesekian kali aku mengagumi tubuh kekar Daniel yang putih itu. Aku mendekap tubuhnya
hingga dadanya menempel ketat di payudaraku. Ssshh.. hangat sekali. Daniel menciumi leher dan
bahuku habis-habisan. Gairahku kembali naik.

Dengan lembut Daniel mendorong tubuhku hingga setengah berbaring di atas wastafel tersebut.
Kemudian dengan liar anak itu menjelajahi tubuhku dengan lidahnya. Ahhh.. dia pintar sekali mencumbui puting susuku. Sementara sebelah tangannya mengusap-usap permukaan kemaluanku.
Kedua tanganku sampai meremas rambut Daniel untuk menahan kenikmatanku. Daniel membasahi
jari-jarinya dengan lidahnya, kemudian dimasukannya jari tengahnya yang kekar itu ke dalam lubang
vaginaku.

“Sshhh.. ooohhh..”, aku mendesah merasakan kenikmatan itu.Daniel melirik ke wajahku yang sedang
berekspresi seperti orang ketagihan. Bibir, lidah dan giginya tak henti-henti mencumbui puting susuku.
Daniel memang lihai sekali memainkan tempo.

Tak sampai lima belas menit, jari-jari Daniel berhasil membuatku klimaks. Aku memeluk dan
mencium anak itu. Kemudian gantian aku yang turun ke bawah untuk menikmati penisnya yang aduhai
itu. Gila, masih lemesnya aja segini, gimana udah tegang nanti. Penis Daniel yang tidak disunat itu
terlihat lucu dengan daging lebih di ujungnya. Dengan lincah aku menjilati sekeliling penis anak itu.
Daniel meremas rambutku dengan penuh nafsu. Lidahku mulai menjelajahi batang penisnya yang besar
itu. Uhhh.. gila besar sekali. Sampai pegel lidahku menjilatinya. Sesekali Daniel menggesek-gesekkan
batang penisnya itu ke mulutku dengan gemas.

Aku semakin liar saja melumatnya. Pelan-pelan aku mulai melahap penis Daniel. Mmm..
mmm.. enak sekali. Aku mengulum ujung penis Daniel yang kenyal, dan menarik-nariknya seperti
permen karet. Anak itu sempat bergidik menahan nikmat. Sambil mengulum ujungnya, kedua
tanganku memainkan batang penisnya yang sudah basah oleh air liurku itu. Lidahku semakin lincah
dan liar. Akhirnya penis Daniel mencapai ukuran klimaksnya. Dan.. wow betul-betul fantastis.

Aku mengukurnya dengan jariku. Gila, nyaris dua jengkal tanganku. Kayaknya tadi waktu party bareng
tante-tantenya nggak segede ini. Makan apa sih ni anak. Penis Daniel sudah keras, kepalanya sudah menyembul dari balik kulitnya dan urat-urat yang perkasa mulai menghiasi sekeliling batang penisnya. Daniel mengusapusapkan penisnya ke sekujur wajahku. Ahhh.. nikmat sekali. Sebentar lagi aku akan merasakan kejantanannya.

Sambil berpegangan di wastafel, aku siap dengan posisi nungging. Perlahan-lahan Daniel menyelipkan batang
penis jumbonya itu ke dalam liang vaginaku. Aahhh.. aku merasa seperti seorang perawan yang baru
menikmati malam pertama. Penis Daniel terasa sulit menembus vaginaku. Pelan-pelan Daniel menusukkan
semakin dalam, dan.. akhirnya penis Daniel amblas ke dalam vaginaku. Uhhh.. rasanya ketat sekali di
dalam.“Shh.. tante.. lubangnya sempit banget sih.. enak banget nih..ahhh..”, Daniel mendesah ditelingaku.
Pelan-pelan Daniel mulai memaju-mundurkan penisnya. Ohh..ohhh..ooohhh.. nikmat sekali.

Sementara kedua tangannya yang kekar meremas payudaraku. “Aahhh.. ahh.. Daniel.. aahhh.. enak sekali sayang.. aahhh..”, Aku merasakan tubuhku akan meledak menahan rasa nikmat yang luar biasa. Baru kali ini aku merasa seperti ini. Dan tak lama kemudian aku pun mencapai klimaks. Ahhh.. Daniel mencabut batang penisnya dari vaginaku. Gila, anak itu masih cool aja. Masih dalam posisi berdiri, aku memeluk tubuh kekarnya, sambil menciumi dadanya yang bidang.

“Gila, kamu hebat sayang.. mmmhhh..”, desahku seraya melumat bibirnya. Daniel lalu menggendong
tubuhku dan dia mulai melumat payudara dan puting susuku. Ahhh.. asyik sekali. “Tante.. aku mau
sambil berdiri ya..”, desahnya. Aku mengangguk. Tanpa kesulitan Daniel kembali meyelipkan batang
penisnya yang masih keras ke dalam vaginaku yang sudah becek. Oohhh.. kami bermain dengan posisi
berdiri. Berat badanku membuat penis Daniel menancap semakin dalam. Nikmat sekali rasanya. Entah
berapa kali aku dan Daniel saling melepas nafsu di kamar mandi itu. Tubuhku sampai lemas karena
terlalu sering orgasme. Daniel yang masih stay cool duduk di atas toilet, sementara aku duduk di
pangkuannya sambil merebahkan tubuhku di dadanya yang bidang.

“Hhh.. kamu gila sayang, hebat banget sih..”, cetusku sambil mencubit hidung Daniel. Anak itu
tersenyum sambil mengusap rambutku.
“Tante juga hebat.. gila tadi tante party sama cowo-cowo itu ya?”, tanya Daniel sedikit takjub. Aku
mengangguk manja. Anak itu sampai geleng-geleng.
“Kamu juga sering kan party bareng tante-tantemu itu? Hayo ngaku..”, celetukku dengan nada
bercanda. Daniel tertawa. Sambil melepas lelah aku berbagi cerita dengan Daniel. Aku sampai gelenggeleng
mendengar ceritanya. Di usianya yang masih semuda itu ternyata pengalaman seksualnya jauh
lebih banyak dari padaku.

Dengan segala kelebihan fisik yang dimilikinya, anak itu seringkali menyelesaikan persoalan
dengan rayuan dan pesona bercintanya. Mulai dari teman sekelasnya yang rela membuatkan PR-nya
dan Daniel membayarnya dengan memberi kenikmatan birahi pada si cewe itu. Kemudian tantenya
yang kepergok berselingkuh di salah satu restoran, juga merelakan tubuhnya dipuaskan Daniel sebagai
imbalan tutup mulut. Bahkan sampai wali kelasnya yang menurutnya memang cantik itu, rela
membubuhkan nilai 9 di raport Daniel dengan imbalan pelayanan birahi yang memuaskan dari anak itu.

“Tante, kita keluar yuk, kayaknya pada berisik banget deh..”, ajak Daniel tiba-tibaAku
mengangguk setuju. Sejak tadi memang di luar kamar mandi tersebut berisik sekali. Suara lenguhan,
desahan sampai jeritan manja sayup-sayup terdengar saat aku berpacu nafsu dengan Daniel di kamar
mandi tadi. Betapa terkejutnya aku ketika keluar dari kamar mandi melihat pemandangan yang selama
ini hanya dapat aku nikmati lewat blue film. Para daun mudaku tersebar di berbagai sudut asyik berbagi
kenikmatan dengan tante-tantenya. Daniel, Jonathan dan Stanley yang selalu kompak asyik memuaskan

Shinta di salah satu sofa. Arga, Rhino dan Dodi juga sibuk menggumuli Melly, yang paling cantik dan
seksi di antara wanita-wanita itu. Sementara Candra bagai seorang ratu tergolek di atas ranjang,
sementara Chris dan Felix dengan buas menggeluti tubuhnya yang memang mulus.

Si macho-ku Frans rupanya yang jadi favorit sampai Yuni dan Liana berebut menikmati Mr. King-nya. Aku geleng-geleng melihatnya seraya memeluk tubuh Daniel yang ada di sebelahku. Inikah yang namanya orgy? Betul-betul gila. Aku tak menyangka kalau pesta ulang tahunku menjadi sefantastis ini. Aku dan Daniel pun bergabung dengan mereka. Entah berapa jam lamanya aku larut dalam pesta gila itu, kami berganti-ganti pasangan seenaknya.

Entah sudah berapa kali kami orgasme. Namun khasiat obat perangsang yang kubawa itu
memang luar biasa. Stamina kami seperti tak ada habis-habisnya. Pesta gila itu akhirnya terhenti oleh
Candra yang punya ide untuk bikin games. Wanita itu ingin membuat game seperti yang dilakukannya
pada Daniel sore tadi sebagai hadiah ulang tahunku. Tentu saja aku setuju.
Dengan posisi nungging, aku berlutut di atas ranjang. Kepalaku rebah di atas bantal, mataku
tertutup, sementara kedua tanganku diikat. Kedua pahaku kubuka lebar-lebar. Permainan pun dimulai.

Pria-pria yang ada di situ secara acak akan memasukkan batang penisnya ke dalam vaginaku.
Jika aku bisa menebak siapa yang sedang beraksi,aku boleh melepas ikatanku dan melapas hasratku
dengan pria tersebut. Namun jika aku salah menebak, aku harus mengulum penis pria tersebut sampai
dia orgasme.

Suasananya sunyi senyap. Penis pertama mulai menyusup perlahan ke dalam lubang
vaginaku.Aku berharap penisnya Jonathan, karena mudah sekali mengenalinya. Perlahan penis itu terus
masuk ke dalam liang vaginaku. Ups.. tidak ada aksesoris apa-apa. Berarti bukan Jonathan.
Siapa ya? Aku jadi penasaran.

Penis itu sudah amblas seluruhnya kedalam vaginaku. Ughh.. nikmatnya. Tapi siapa ya? Aku melakukan kegel untuk memancing desahan pria itu. Sial, nggak bersuara. Yang ada malah suara Shinta,
Melly, Candra, Yuni dan Liana yang ber-ah-uh-ah-uh mengacaukanku. Ah.. aku betul-betul bingung.
“Stanley?” tebakku. Wanita-wanita itu cekikikan. Sang pria sama sekali tak bersuara.

Tiba-tiba tubuh pria tersebut menunduk hingga aku bisa merasakan dengusan nafasnya. Dibukanya
tutup mataku.“Aww.. Chris!”, teriakku. Gimana aku nggak bisa ngenalin sih. Dasar. Mereka semua
tertawa. Sebagai konsekuensi, aku harus mengulum penisnya sampai anak itu orgasme. Permainan
terus berlanjut. Berkali-kali aku gagal.

Mungkin ada sekitar 7 kali aku tidak bisa menebak. Padahal kadang salah seorang dari mereka
beraksi lebih dari satu kali. Tapi aku tetap tidak mengenali. Sialnya Jonathan malah melepas aksesoris
yang menjadi ciri khasnya. Huh.. Tapi aku senang. Bukan Tasha namaku kalau tidak mengenali penis si
macho, Frans. Aku langsung menjerit keasyikan begitu tahu tebakanku tepat. Dengan cool Frans
melepaskan ikatanku dan kami melepas birahi dengan ditonton oleh yang lain. Setelah orgasme,
permainan dilanjutkan. Berikutnya ketebak lagi. Gimana nggak, siapa lagi yang penisnya bisa
membuatku merasa seperti perawan. Ughhh.. nikmat sekali saat penis super besar itu amblas di dalam
vaginaku. Aku yang memang sudah bisa menebak mencoba mengulur waktu sebentar. Nikmat sekali
penis ini. Aku melakukan kegel berkali-kali, hingga tiba-tiba penis itu memuntahkan spermanya yang
kental di dalam vaginaku. Si pemilik penis mengerang menahan nikmat. Aku bisa mendengar suara
gumaman heran orang-orang yang ada di situ.

“Gotcha Daniel!”, seruku sambil tersenyum penuh kemenangan.Yang lain berteriak heboh. Daniel pun
langsung membuka tutup mata dan tali yang mengikatku. “Tante curang ih..”, rajuknya manja. Aku
tertawa dan memeluk tubuh anak itu. Kami pun bercumbu sambil disaksikan yang lain. Tak butuh
waktu lama untuk mengembalikan birahi Daniel setelah aku ‘mencuri’ spermanya tadi. Dengan
gayanya yang buas, Daniel membuat kami orgasme bersama. Permainan itu berlangsung sampai
menjelang pagi. Setelah semua selesai, Daniel dan tante-tantenya pamit untuk kembali ke kamarnya.

Sementara aku juga mau istirahat. Kami pun tertidur pulas sekali. Lewat jam dua belas kami
baru bangun. Satu persatu daun mudaku pamit pulang, hingga akhirnya aku sendirian di kamar yang
besar itu. Sambil berdiri di pintu, aku menyaksikan pemandangan kamar yang berantakan. Botol-botol
minuman berserakan di mana-mana, begitu juga krim-krim bekas kue. Posisi kursi, meja dan sofa
sudah nggak jelas, ranjang apalagi sudah mawut-mawutan. Tapi aku merasa puas sekali. Betul-betul
pesta ulang tahun yang berkesan. Dan yang lebih berkesan lagi aku dapat daun muda baru, Daniel.

Sejak kejadian itu, aku menjadi akrab dengan Daniel dan juga tante-tantenya. Aku jadi
bersahabat karib dengan Candra. Dan dari mereka juga aku mulai mengenal kehidupan malam.
Petualangan sex-ku pun makin beragam. Aku mulai sering ikut acara-acara gila yang diadakan Candra
dan teman-temannya. Februari kemarin, aku bercerai dengan suamiku. Toh aku pikir ada atau nggak
ada suami sama saja. Dia jarang sekali di rumah. Hak asuh Juliet pun kuserahkan dengan ikhlas pada
suamiku. Dan kini aku semakin bebas tanpa adanya suami dan anak. Aku bisa keluar rumah sesukaku
dan ikut acara-acara gilanya Candra. Bahkan tak jarang aku menjadi tuan rumah untuk acara-acara
tersebut, karena rumah peninggalan suamiku ini memang besar sekali. Aku pun juga bebas
mengundang daun-daun mudaku ke rumah untuk memuaskanku kapan saja aku mau.

1 comments:

Post a Comment