Pemerkosaan Nikmat Perampok Wanita ini kualami beberpa waktu lalu, cerita
seks pemerkosaan yg terjadi disini sangatlah unik dan gk kalah dgn cerita
panass lainnya, pasalnya cerita seks perkosaan yg aku alami dilakukan oleh
perampok wanita yg merupakan seorang wanita kesepian. Cerita Dewasa nikmatnya
diperkosa ini pasti membuat anda penasaran bukan? Bagaimana cerita seks
pemerkosaan itu? berikut silahkan anda baca sendiri selengkapnya :
” Udara malam kota Y saat itu begitu panas, Aku merasa sangat gerah dan gelisah.
Tapi herannya isteriku tertidur nyenyak sekali. Mungkin ia capek karena sudah
berdagang seharian di toko grosir kami. Pikirankupun terbang melayang entah ke
mana, mengingat-ingat kejadian hari ini. Tak ada yang istimewa memang, tapi ada
satu hal yang membuatku heran. Saat aku menyetor uang ke bank tadi pagi,
petugas teller yang biasa melayani penyetoran terus saja memandangku dan
tersenyum. Sambil terus tersenyum ia menjilati bibirnya yang bergincu itu.
Karena curiga, aku lalu mengajaknya ngobrol sambil ia menghitung tumpukan uang
seratusan ribu milikku.
“Mbak Sri kok senyum terus sih hari ini? Sedang senang ya? Bagi-bagi dong
kesenangannya.. Ada apa toh, Mbak?” tanyaku memancingnya.
“Ah nggak pa-pa, Pak Ivan.. ‘kan jadi teller begini musti banyak senyum..”
jawabnya dengan lembut.
“Oh gitu toh… eh ya, Mbak udah menikah belum? Suaminya kerja di mana?” aku
mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Udah dong Pak.. Suami saya pedagang kecil-kecilan yang membuka kios di
dekat Supermarket, tidak jauh dari rumah kami… Oh ya, uangnya pas Pak.. Empat
puluh juta.. Dan ini bukti setorannya…” jawabnya masih dengan wajah tersenyum.
Kali ini senyumnya jauh lebih genit daripada yang tadi. Melihat itu aku hanya
menggeleng-gelengkan kepala. Ah.. mungkin saja aku yang gede rasa, ia bisa saja
berlaku begitu pada nasabah yang lain. Aku pun kemudian pulang.
Memang salah satu hal yang membuatku rajin untuk menyetor dan menabung uang
di Bank itu adalah para tellernya yang sebagian besar wanita dgn kulit Putih,
seksi dan cantik-cantik. Terkadang aku sering memperhatikan secara seksama
bentuk tubuh Sri Astuti, teller yang tadi kuceritakan. Saat ia berjalan menuju
mesin penghitung uang, tubuhnya begitu menggiurkan. Tingginya mungkin sekitar
165 cm, berambut lurus panjang sebahu, kulit putih mulus tanpa cacat dengan rok
mini sekitar 15 cm di atas lutut. Tapi yang paling indah dan menarik adalah
bulatan di dadanya itu. Bisa kutaksir ia mungkin memakai BH ukuran 38B. Begitu
besar dan menantang payudaranya itu. Kejantananku serasa bergairah dan aku
menjadi terangsang bila mengingat semua itu.
“Lho kok melamun, Mas..” tiba-tiba terdengar suara isteriku. Rupanya ia
terbangun dan sempat melihatku seperti melongo dan tersenyum-senyum sendiri.
“Ah Jeng.. kok terbangun.. aku ora bisa tidur.. hawanya panas ya..” jawabku
sekenanya.
“Masa toh, Mas? Padahal tadi pagi ‘kan hujan..” jawab isteriku sambil
menguap dalam-dalam. Rupanya ia amat mengantuk.
Kutatap isteriku lekat-lekat. Wajahnya memang tak kalah cantik dibandingkan
Sri Astuti. Tubuhnya pun sama-sama menggairahkan. Apalagi ia belum pernah hamil
dan melahirkan. Ya, kami memang belum punya anak setelah menikah 2 tahun ini.
Tiba-tiba… “Brak…!” Sepertinya suara pintu depan rumah ditendang dan
didobrak orang dengan keras. Mendengar itu hatiku langsung deg-degan.
Belakangan ini lingkungan sekitar tempat tinggal kami kena giliran dirampok.
Perampoknya, kata tetangga sebelah, dua orang berpakaian hitam-hitam ala ninja
di Jepang dan membawa semacam golok panjang, mirip samurai rupanya. Aku
langsung bangkit dari ranjang sambil membangunkan isteriku yang kelihatannya
hampir tertidur lagi saat itu. Tapi terlambat… “Brak…Buk..!” Pintu kamarku
telah terbuka dan masuklah dua orang manusia berpakaian ninja. Yang satu tinggi
dan kekar badannya. Yang satu lagi berperawakan sedang dan tidak begitu kekar.
Wajah keduanya juga ditutup dengan kain hitam. Yang terlihat hanya mata mereka
yang besar, hitam dan bulat.
“Diam di tempat… Kalo tidak akan kutebas leher kalian dengan golok ini…”
Yang tinggi terdengar membentak. Suaranya begitu parau dan galak. Wah.. golok
keduanya memang kelihatan panjang, besar dan tajam. Aku bergidik ngeri.
“A..A..Ampun… ampun Pak.. Tolong jangan ganggu kami.. kalo mau uang silakan
ambil di lemari..” kataku dengan suara gemetar sambil menunjuk lemari di
sebelah ranjang kami. Isteriku pun memelukku ketakutan setengah mati.
“Jangan banyak bicara kamu.. bukan uang yang kami minta.. tapi kalian harus
bisa memuaskan kami..” kata Si Tinggi sambil memberi kode anggukan kepala
kepada temannya. Temannya pun mendekati dan mengacungkan golok ke leherku.
“Ayo ikut aku…” terdengar suara temannya si tinggi itu.
Sepertinya aku mengenal suara feminin ini. Tapi di mana ya. Ya betul,
perampok satunya ini adalah seorang wanita! Dengan kasar ia mendorongku sambil
tangannya tetap mengarahkan golok ke leherku. “Ayo jalan ke kamar sebelah..!”
Perintahnya lagi. Aku bingung. Hendak diapakan aku. Lalu apa pula yang akan
dilakukan si Tinggi terhadap isteriku di kamar kami. Setelah sampai di kamar
sebelah, aku disuruh melakukan sesuatu yang aneh.
“Buka seluruh pakaianmu… dan naik ke ranjang itu… Jangan turun dari sana,
sebelum aku suruh..!” perintahnya ketus.
“Ya.. ya… baik… baiklah…” dengan penuh ketakutan aku membuka baju dan
celana tidurku lalu naik ke tempat tidur yang biasanya dipakai untuk tamu yang
menginap di rumah. Aku lalu memandang perampok itu dan terheran-heran melihat
apa yang sedang dilakukannya sekarang. Ia membuka seluruh pakaian ninjanya!!
Ya.. aku pun dibuat kaget dan terbengong-bengong setelah melihat siapa
sebenarnya perampok itu. Sri Astuti!
Cerita Seks Perkosaan
“Lho kok Mbak Sri… Anda…” Ia tidak membiarkan aku melanjutkan perkataanku.
Goloknya keburu kembali menempel di leherku. Ia pun berkata, “Layani aku sampai
puas malam ini… kalo tidak akan kusuruh suamiku di kamar tidurmu untuk
memperkosa isterimu…” ancamnya. Senyum yang pagi tadi kulihat di wajahnya yang
cantik sudah tidak terlihat lagi. Kini senyuman itu sudah berganti dengan mimik
muka yang amat bengis. Melihat tubuh telanjangnya dengan raut wajah yang amat
kejam di dekatku sekarang, mula-mula aku tidak terangsang. Namun apa yang
dilakukannya kemudian menjadi lain adanya.
Dengan keras dipegangnya batang kejantananku yang masih loyo. Lalu
dikocok-kocoknya pelan-pelan. Lima menit kemudian, ia pun duduk berlutut di
dekat tubuhku. Diraihnya batang kejantananku dan dimasukkannya ke dalam
mulutnya. Ia menghisap, mengusap, memilin dan menjilati kepala batang
kejantananku dengan penuh nafsu. “Ah.. ah… ah…” aku hanya bisa mendesah dan
kedua mataku terbeliak ke atas karena merasakan nikmatnya sesuatu yang seperti
surga dunia. Aku mencoba merangsangnya dengan meraih buah dadanya lalu
meremasnya. Begitu besar menantang dan menggairahkan. Putingnya kecoklatan dan
mulai kelihatan mengeras dan tegak sekarang. Aku terus merangsangnya dengan
mencoba memasukkan jari telunjuk dan jari tengahku ke liang senggamanya.
Melihat apa yang kuperbuat, ia merubah posisinya. Pantatnya yang bulat dan
besar dihadapkan ke wajahku sementara mulutnya terus sibuk menghisap dan
menjilati senjataku yang mulai mengeras dan panjang. Siap untuk ditembakkan.
Aku pun berusaha menjilati bagian sekitar klitorisnya sambil memasukkan jari telunjuk
ke liang senggamanya yang beraroma semerbak itu.
Tak lama kemudian ia naik ke atas perutku. Posisinya membelakangiku. Dengan
penuh nafsu ia menduduki batang kejantananku yang sudah menegang itu dan
dimasukkan ke liang kewanitaannya. “Blees.. Clep.. clep.. cleep..” batang
kejantananku sudah separuh masuk dan Sri Astuti terus saja naik turun seperti
orang menunggang kuda pacunya. Kedua tangannya memegang payudaranya. Ia pun
mendesah. “Uh.. uh.. ah.. ah…” Aku yang melihatnya menjadi terangsang berat. Kini
giliranku yang mengambil peranan. Kuangkat tubuhnya dari batang kejantananku.
Lalu kubuat dia menungging. Tanpa ba bi bu lagi kuarahkan batang kejantanan ke
liang senggamanya dari belakang. “Bles.. cep.. bles..” Lebih dari separuh
batang kejantananku masuk. Aku pun bergerak maju mundur. Sementara Sri terus
saja berusaha mengimbangi permainanku. Kedua tangannya memegang ujung tempat
tidur. Kedua tanganku dengan liar bergerak ke arah payudaranya. Kuremas-remas
dan kupegang-pegang dengan penuh gairah. Aku juga mencium bagian punggungnya.
Wah wangi sekali parfum yang dikenakannya. Tidak terasa bau keringatnya yang
walaupun sudah menetes karena panasnya gairah kami.
Setelah sekitar dua puluh lima kali mengobok-obok liang senggamanya dengan
batang kejantanan andalanku, aku pun kemudian membalikkan tubuhnya. Kugendong
tubuhnya dalam posisi kami saling berhadapan. Batang kejantananku dengan sigap
kuarahkan ke liang senggamanya. Aku menyetubuhinya sambil menggendongnya. “Ah…
ah… ah… aku puas Pak Ivan… tak kusangka Bapak sanggup memuaskan saya… Tetangga
Bapak semuanya tidak berguna..” erangnya sambil mendesah lagi.
Sepuluh menit kemudian kubaringkan tubuhnya ke kasur karena aku merasa ada
sesuatu yang meledak-ledak hendak keluar dari tubuhku. Ya, aku hendak ejakulasi.
“Ke mukaku saja Pak …” pinta Sri ketika aku hendak mengeluarkan sperma di atas
perut dan dadanya. Dan “Crottt.. crottt.. crott.. crott..” Sperma putihku
meluncur dari sarangnya dengan deras ke arah mulut Sri Astuti. Ia sengaja
membuka mulutnya seolah-olah seperti anak kecil siap menerima minuman sirup
jeruk yang manis. Yang tak kusangka, ia menelan semua spermaku yang keluar. Dan
batang kejantananku pun masih terus dihisapnya lagi. Seolah-olah ia berkata
siap untuk menelan sperma lagi jika batang kejantanan masih terus menyembur.
Dijilatinya sisa-sisa yang ada.
Satu jam kemudian kami berempat duduk di ruang tamu. Apa yang diceritakan
mereka sungguh membuat kami bingung dan terkejut. Mereka dengan sengaja
mendatangi rumah-rumah nasabah Sri Astuti. Setiap malam sekitar dua rumah
mereka satroni hanya untuk membuat Sri menjadi puas nafsu seksnya. Suaminya
tidak mampu memuaskan karena nafsu seksnya begitu besar. Padahal Boby suaminya
tidak impoten. Ia hanya kewalahan dengan nafsu seks isterinya. Setiap hari ia
minta dilayani sampai tujuh kali berturut-turut. Makanya untuk mencukupkan
kebutuhan seksnya itu mereka sengaja mencari orang-orang yang mereka kenal
betul guna ikut membantu. Duh.. dunia rupanya sudah bejat. Tapi aku patut
bersyukur. Di samping karena apa yang selama ini kulamunkan (walau tanpa
sepengetahuan isteriku) sudah terpuaskan, malam itu isteriku juga tidak
diapa-apakan selama aku melayani kebutuhan si bahenol Sri Astuti. Begitulah
akhir kisah cerita seks pemerkosaan yg kualami, bermula disana aku sering
sekali bercinta dengannya. Pengalaman ini menjadi cerita seru yg tak
terlupakan, lainkali pasti akan kubagikan dengan anda semua. Ikuti terus
perkembangan dunia cerita seks terbaru di blog ini, karena kami akan selalu
berusaha memberikan yg terbaik buat anda.
1 comments:
Cerita ngentot dan foto 18+ bikin sange
visit Foto memek dan cerita dewasa 2018
Post a Comment